hikayat malin demen + unsur intrinsik//tugas anak sekolah



Malim Deman
Malim deman adalah putra raja dari bandan muar yang sangat bijaksana, lagi sangat elok rupanya. Setelah besar, malim deman bermimpi seorang wali Allah menyuruhnya pergi kerumah nenek kebayan untuk mendapatkan puteri bungsu dari kayangan sebagai istrinya. Dengan pengiring yang banyak, pergilah malim Deman ke rumah nenek kebayan. Dengan bantuan nenek kebayan juga, ia berhasil mencuri baju layang putri
bungsu, sehingga puteri Bungsu tidak dapat kembali ke kayangan. Nenek kebayan lalu mengawinkan mereka.
Maka berapa lama, mereka pun kembali ke Bandar Muar. Jamuan makanan besar-besaran lalu di adakan. Malim Deman juga ditabalkan menjadi raja. Tidak lama kemudian Malin Deman gering, lalu mangkat. Sejak kematian ayahhanda, Malim Deman lali memerintah negeri. Setiap hari ia asyik menyambung ayam saja. Dalam keadaan yang demikian, Puteri Bungsu pun melahirkan seorang anak yang diberi nama Malim Dewana. Akhirnya Malim Dewana besarlah, tetapi Malim Deman tetap tidak mau kembali ke istana melihat puteranya. Putri Bungsu sangat masyghul hatinya. Kebetulan pula ia menemukan kembali baju layangnya. Maka ia pun terbang kembali kekayangan dengan anaknya Malim Dewana.
Sepeninggal Puteri Bungsu,  barulah Malim Deman menyesal. Tujuh hari tujuh malam  ia tidak beradu, tidak santap, leka dengan menangis saja. Akhirnya ia berazam pergi mendapatkan istri dan anaknya kembali. Dengan susah payah, sampailah ia ke rumah nenek kebayan dan bertanya dimana diperoleh burung borak yang dapat membawanya kekayangan. Dengan bantuan nenek kebayan, tahulah ia bahwa Puteri Terus Mata ada menyimpan burung borak. Raja jin bersedia meminjamkan burung borak kepada Malim Deman dengan syarat bahwa Malim Deman harus kawin dengan anaknya yaitu Puteri Terus Mata. Malim Deman menyanggupi hal ini.
Sesampainya di kayangan didapatinya Puteri Bungsu akan dikawinkan dengan Mambang Molek. Malim Deman mengalahkan Mambang Molek dalam menyambung ayam. Maka timbullah pertikaman antara keduanya. Mambang Molek terbunuh. Sekali lagi Malim Deman sekeluarga pun turun kembali ke dunia semula. Perkawinan dengan Puteri Terus Mata lalu diadakan.
Hatta Malim Deman pun menjadi seorang raja yang sangat bijaksana lagi gagah berani. Dan baginda katiga laki istri juga sangat sayang kepada Puteranya.
Unsur intrinsik
1.      Tema : Kehidupan Seorang Raja
2.      Penokohan / watak
·         Malim deman : bijaksana
Terdapat pada paragraf 1 dalam kutipan “Malim demam adalah putera raja dari Bandar muar yang sangat bijaksana, lagi sangat elok rupanya”.
·         Nenek kebayan : penolong
Terdapat pada paragraf 1 dalam kutipan “Dengan bantuan nenek kebayan juga, ia berasil mencuri selendang putrid bungsu”.
·         Raja jin : licik
Terdapat pada paragraf 3 dalam kutipan “Raja jin bersedia meminjamkan burung borak kepada malim deman dengan syarat bahwa malim deman harus kawin dengan anaknya yaitu puteri terus mata”.
3.       Latar / setting
·         Latar tempat
Ø  Kayangan
Terdapat pada paragraf 4 dalam kutipan “Sesampainya di kayangan didapatinya puteri bungsu akan dikawinkan dengan mambang molek”.
Ø  Rumah nenek kebayan
Terdapat pada paragraf 1 dalam kutipan “Dengan pengiring yang banyak, pergilah malim deman ke rumah nenek kebayan”.
·         Latar waktu
Ø  Malam hari
Terdapat pada paragraf 1 dalam kutipan “Setelah besar, malim deman bermimpi seorang wali Allah menyuruhnya pergi kerumah nenek kebayan untuk mendapatkan puteri bungsu dari kayangan sebagai istrinya”.
·         Latar suasana
Ø  Senang
Terdapat pada paragraf 4 dalam kutipan “Sekali lagi malim deman sekeluarga pun turun kembali ke dunia semula”.

Ø  Menegangkan
Terdapat pada paragraf 4 dalam kutipan “Malim deman mengalahkan mambang molek dalam menyambung ayam”.
4.       Alur : maju
Alasanya karena diawali dari mimpi malim deman lalu kerumah nenek kebayan menikah dengan puteri  terus mata, mngalahkan mambang molek, akhirnya kehidupan keluarga malim deman bahagia selamanya.
5.       Amanat :
·         Janganlah mudah putus asa
·         Janganlah kita sia-siakan keluarga kita
6.       Sudut pandang : Orang ketiga serba tahu
7.       Gaya bahasa : hiperbola
Paragraf 3 dalam kutipan “Tujuh hari tujuh malam ia tidak beradu, tidak santap, leka dengan menangis saja”.
8.       Nilai – nilai :
·         Nilai budaya
Terdapat pada paragraf 1 dalam kutipan “Setelah besar, malim deman bermimpi seorang wali Allah menyuruhnya pergi kerumah nenek kebayan untuk mendapatkan puteri bungsu dari kayangan sebagai istrinya”.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

resensi buku tereliye berjuta rasanya

Peran Fisika dalam Pendidikan