resensi buku tereliye berjuta rasanya



BERJUTA RASANYA



I.                   IDENTITAS BUKU
Judul                     : Berjuta rasanya
Diterbitkan oleh     : Mahaka publishig (imprint republik penerbit )
Penulis                   : Tere liye
Editor                     : Andriyanti
Cover                     : Mano wolfie
No  ISBN              :978-602-9474-03-9
Tebal buku            : 207 beserta cover buku
Cetakan ke                        :
Cetakan  I, Mei 2012                                                  Cetakan VI, November 2012
Cetakan  II, Juni2012                                                 Cetakan VII,Desember 2012
Cetakan   II ,Juli 2012                                                            Cetakan VIII,Febuari 2013
Cetakan IV,Agustus 2012                                          Cetakan IX ,April 2013
Cetakan V, Sepember 2012                                        Cetakan X, Juli 2013

II.                 Kepengarangan
     Nama “Tere Liye” merupakan nama pena seorang penulis berbakat tanah air. Tere Liye sendiri di ambil dari bahasa India dan memiliki arti untukmu.Tere Liye lahir dan tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera.Ia lahir pada tanggal 21 mei 1979. Tere Liye menikah dengan Ny.Riski Amelia dan di karunia seorang putra bernama Abdullah Pasai.
     Masa Pendidikan  : Tere Liye meyelesaikan masa pendidikan dasar di SDN2 dan SMN 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Kemudian melanjutkan ke SMUN 9 bandar lampung. Setelah selesai di Bandar lampung, ia meneruskan ke Universitas Indonesia dengan mengambil fakultas Ekonomi.
 Berikut saya   tulis karya Tere Liye, semoga bisa menjadi bahan referensi :
            Ø  Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (Gramedia Pustaka Umum,2010)
Ø  Pukat (Penerbit Republika, 2010)
Ø  Burlian (Penerbit Republika, 2009)
Ø  Hafalan Shalat Delisa (Penerbit Republika, 2005)
Ø  Moga Bunda Disayang Alloh (Penerbit Republika, 2005)
Ø  The Gogons Series : James & Incridible Incodents (Gramedia Pustaka Umum, 2006)
Ø  Bidadari – Bidadari Surga (Penerbit Republika, 2008)
Ø  Sang Penandai (Penerbit Serambi, 2007)
Ø  Rembulan Tenggelam di Wajahmu (Grafindo 2006 & Republika 2009)
Ø  Mimpi-Mimpi Si Patah Hati (Penerbit AddPrint, 2005)
Ø  Cintaku Antara Jakarta dan Kualal Lumpur (Penerbit AddPrint, 2006)
Ø  Senja Bersama Rosie (Penerbit Grafindo, 2008)
Ø  Eliana, Serial Anak-Anak Mamak
III.           Tujuan Resentator

1.       Memberikan penilaian dan penghargaan terhadap isi buku tersebut  sehingga  diketahui khalayakan buku untuk menjadi referensi
2.       Memaparkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki buku tersebut
3.       Memberikan pujian atau apresiasi terhadap karangan buku tersebut
4.       Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.



IV.             SINOPSIS
Hiks , kupikir kau naksir aku
Kejadian menyebalkan ini berawal karena tabiat Putri yang mirip banget dengan cewek –cewek Abg sedang jatuh cinta. Selalu membesar-besarkan kejadian sepele ,tertawa riang saat menceritaka hal sepele yang seolah-olah itu pertanda cinta. Bayangin cowok lagi kentut aja disangka cowok itu grogi saat ketemu dengan nya.Apalagi pas liat mukanya memerah berkeringatan . “ Aduh ,aku nggaknyangka dia bakal se nervous itu ,tin!kayak nya dia juga suka deh sama aku!”mataPutri berbinar-bianar bak bintang kejora saat menceritakannya.Padahal kalauPutri mau waras dikit ,jelas-jelas cowok itu kebelet mau kekamar mandi pengen pup! Tapi mana ada coba rasionalitas bagi orang yang sedang jatuh cinta.
            Mungkin ada benarnya juga buku yang selama ini aku baca,kalau orang sedang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi  yang  diciptakan  hatinya sendiri. Ia  tak kuasa membandingkan mana yang benar –benar nyata dan mana yang hanya sekedar  ilusi semata. Kejadian sepele yang bisa membuat hati nya begitu senang.Dan  saat dia tersadar hatinya hancur berkeping –keping. Patah  hati ! menuduh bahwa dia hanya di permainkan saja .
Berikut  adalah rangkaian kejadian yang akan membuat kalian paham betapa menjengkelkannya tabiat putri selama seminggu terakhir,dan semoga setelah kalian tahu kalian bisa membandingkan dengan tabiat klian sendiri.   
Kejadian pertama
Rio. Ganteng jangan ditanya lagi pastilah dia ganteng
Rio adalah salah satu cowok yang paling ganteng di kampus kami.Sudah sejak dulu putri menjadi penggemar beratnya. Hanya saja selama dia  belum ada kesempatan dan pemicunya.Jadi putri hanya sebatas penggagum rahasianya paling santer hanya jadi bahan ejekan. Di  bawah tenda biru sepanjang jalan depan kosan kami tempat dimana kami sering makan malam bersama. Setahuku saat ini Putri belum naksir berat dengan Rio.
            Tepat seminggu yang lalu,peristiwamenggelikan  itu dimulai. Perasaan putri semakin bertambah besar ketika malam itu selepas dari warung tenda aku dan putri berkunjung ke Bubu.Bubu adalah kafe buku yang terletak tidak jauh dari kosan kami.Tempatnya asik untuk duduk –duduk santai sambil membaca buku atau pun mengerjakan tugas kampus.Konsep Bubu setengah kafe dan setengah toko buku.Ya…. meski koleksi buku nya tidak sekomplit toko buku besar.Sari teman kosku juga ikut. Entah malam itu aku heran dengan Putri kenapa Putri mau ikut dengan kami, padahal Putri paling benci bila disuruh baca novel .
            Kami bertiga duduk di bangkku yang sama di salah satu sudut ruangan. Saat aku sendang tenggelam  membaca novel karya pengarang domestik amatir, Putri asik mengerjakan tugas kuliahnya. Jam berlalu begitu cepat,tanpa kami sadari kami telah berada di tempat itu selama setengah jam dan eng-ing –eng siapa yang datang. Yups , Rio yang datang  dengan mengenakan jeans belel dan kaos putih. Rio yang tadi berbasa basi dengan penjaga kafe melambaikan tangannya kearah ku duduk.
            Biasa sajakan aku kenal deket dengan  Rio sama seperti  Putri kenal dengan Rio. Tanpa pikir panjang Rio menghampiri sudut ruangan mungkin mencari buku yang diinginkannya. Entah lah apa yang membut putri tersenyum- senyum sedirian. Setelah sejam kami memutuskan untuk pulang terlebih dahulu.Setiba di kamar kosan putri menajak ku berbicara tentang Rio. Topik  pembicaraan malam ini semua tentang Rio,Rio ,dan Rio “Dia tadi pas masuk melambaikan tangan nya ke gue, Tin. Dia  tersenyum lebar. Gue nggak nyangka kalau dia ramah banget.Gue  pikir dia itu orang nya sombong”aku hanya mengankat bahu. “Eh tau gak Tin sejam di bubu tadi dia sering ngelihat kemeja kita gue malah sempat bersitatap dengannya.Dia tersenyum lebar banget.”muka putri yang terlihat memerah
            Kucoba untuk menggodanya “ lu naksir Rio,ya!”putri  membalas ku dengan melempar guling “kenapa ya dia sering banget ngelirik ke meja kita!” sambil menatap langit langit kamar
“ itu kan Cuma perasaan mu doang, Put!”
“ enggak kok .Beneran …”putrid ngotot mempertahankan agumennya.
Sudah larut malam malas untuk melanjutkan debat nya. Semakin lama suara Putri pun tergantikan oleh suara nyanyian jangkrik nan merdu dan hinggapan binatang serangga nyamuk.
            Kejadian kedua
Dimalam - malam selanjutnya putri semangat banget untuk ikut berkunjung ke Bubu . Aku hanya tertawa kecil melihatnya ,kami pun bertiga pergi ke Bubu bersama-sama. Saat di perjalanan Putri selalu bilang  “semoga Rio ada disana”dan benar saja Rio ada disana malam itu jadwal membaca buku ku dua jam mendadak berubah menjadi menjengkelkan,Putri berkali-kali menyikut tangan ku ketika Rio melihat ke meja kami. Itu  yang memperkuat bahan ilusi putri .” Apa yang gue bilang,dia memang sengaja melihat ke meja kita kan.” Puti mengatakan dengan antusias .”Biasa aja lagi Put, lu aja yang keseringan melirik dia, jadi dia kan refleks mengangkat kepalanya.” Ku kenapa sih gak bisa melihat temen seneng !”
Aku tertawa lebar sebenarnya maksud Rio sama seperti maksud Putri yang maksa-maksa dirinya datang ke Bubu. Aku sebenarnya malas untuk menjelaskan nya karena hampir tiap malam Rio memang di Bubu.Bahkanjauh jauh hari sebelum aku terbiasa datang ke Bubu.Tapi malam ini aku benar-benar tak habis berfikir “jangan-jangan yang dikatakan Putri itu benar!”tak biasanya Rio melirik ke meja kami jangan-jangan dia naksir....yang jelas bukan naksir Putri.
Kejadian ketiga
Malam berikut – berikutnya aku dan Putri kembali berkunjung ke Bubu. Kali ini dengan semangat pembuktian. Tadi sepanjang siang aku menggodanya: “Itu hanya perasaan lu dong,Put!”Dan Putri justru  marah, mengajakku untuk membuktikannya malam ini.
Yups! ketika kami datang  Rio sudah duduk rapi di meja seperti biasanya. “Biasa  saja dong,Put!”suara ku memudarkan lamunan Putri.” Eh eh dia ngelihatin gue tu!”
“Giamana dia gak balik ngelihatin lu,kalau lu aja nggak berhenti ngeihatin dia!” Rio diseberang meja menganggukan kepala dan terenyum lebar. Setelah beberapa lama kami memutuskan pulang,celakanya saat kami melangkah akan meninggalkan Bubu Rio memanggil kami
“eh …..kertasnya ketinggalan”
“Eh… eh iya ,lupa …”dengan salah tingkahnya Putri menjawab.
“kan repot kalau gue yang mesti nganter kertas ini ke rumah kalian gue kan gak tau alamat kalian” Rio tertawa lebar
Putri mendadak gagap menjawab nya “makasih ya..”
“Kenapa lu gak sekalian sebutin alamat lu biar dia tau kelakuan aneh lu”jawab ku denggan agak malas
“Apa lagi coba dia tanganya alamat…kalau dia juga suka sama aku”
Kejadian keempat
Kali ini benar benar membuat ku binggung karena di hari ini tepat di hari ulang tahun Putri saat kami sedang duduk di salah satu warung tenda Soto Korno.Aku,Sari dan Putri sedang asik-asiknya makan karena Putri yang traktir. Tiba-tiba datang Rio. Mereka seperti ada feeling satu sama lain.
” Hello semua lagi apa!kebetulan banget kalian lagi kumpul”suara Rio yang menghentikan keramaian.
            Dan kalian bisa membayangkan apa yang terjadi malam itu di kosan. Aku kehabisan bahan untuk memutar balikan kata kata Putri.”Tu kan dia tadi sengaja datang hanya untuk bertemu dengan ku kan,Tin.” Sengaja  Tin”
“Okey emang dia sengaja datang tapi bukan karena kamu juga dong,Put”
“Kenapasih lu gak suka liat temen seneng? Jangan-jangan lu naksir Rio ya…et….tapi cayang ..kacian ….Rio nya naksir sama aku”Putri tertawa sangat lebar dengan fakta yang baru.
            Kejadian kelima
            Sejak semalam itu tidak ada diskusi menarik lagi tentang Rio.Saat kami sedang duduk dan mengobrol datang lah Rio dengan membawa dua buah tiket nonton.
“Eh aku punya dua tiket mau gak temenin aku nonton ?”sepasang matanya memandang diriku
Tanpa pikir panjang putri  mengganguk“mau”
Rio tidak merespon menunggi jawaban dari ku
Aku pun mengangguk mau.Malam harinya aku bersiap-siap dengan mengenakan gaun yang bagus. Sesampai di sana aku diajak ngobrol.
“Eh..Sari tu dah punya cowok belum ?”
Glek seketika aku mematung dan menjawab dengan terbata-bata “Eh ya Sa-ri ..?”
Seketiaka luluh semua kebahagian ku mendadak pusing mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Rio.
Aku berkunanang kunang “ Tin sudah lama banget aku naksir Sari beberapa hari lalu saat di Bubu aku gak bisa tahan untuk tertawa saat melihat Sari aku gak bisa tahan diri untuk melirik nya wajah nya sangat cantik.
Kepaka ku pusinng semakin pusing ternyata ini maksud dari semua kejadian di Bubu.
“Waktu Putri ulangtahun itu aku sengaja datang hanya untuk bisa bertemu dengan sari.Ampun kenapa gue jadi malu-maluin gini seharusnya gue bisa ngajak ngobrol Sari langsung malam itu.Tapi sudah lah malam ini aku ajak lu nonton konser sebenarnya pengin nanya nanya soal Sari?”
Sekarang aku benar-benar tidak bisa dengar kalimat Rio lagi aku sudah terkapar di kursi tak berdaya mendengar kalimat yang di lontarkan Rio.

V.               UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
Hiks, kupikir kau naksir aku (cerpen 2)
Unsur Intrinsik
 Judul               : Hiks, kupikir kau naksir aku
Tema   : Tabiat putri yang menyebalkan menyebabkan timbulnya masalah
Tokoh dan watak
1.      Putri   : Percaya diri tinggi
“ apalagi coba maksud nya jelas jelas dia nanya nalamat kosan gue,kan?”(Liye,2012:35)
2.      Tin      : Pendendam dan percaya diri tinggi
Aku mengumpat sebel.Berseru jengkel. Semoga putri tidak sakit hati saat mengetahui kalau sebenarnya segala lirikan,senyumannya dan juga peremuan yang tidak sengaja di hari ulang tahunnya itu hanya untuk ku.(Liye,2012:39)
3.      Rio     : Ramah
Lantas melihat ke sekeliling.Kemudian  melambaikan tangan dan tersenyum lebar.(Liye,2012:30)
Latar
Tempat   : Bubu
Malam itu aku dan putri selepas dari waeung tenda kami berkunjung ke bubu. (Liye,2012:29)
Waktu    :Pukul 20.00WIB
Tepat pukul 20.00 WIB Rio datang dengan mengenakan jeans belel dan kaos putih.(Liye,2012:29)
Suasana   : Senang
Aku bersenandung riang .(Liye,2012:40)
Sudut pandang  : Orang pertama pelaku utama
Alur   : Maju
Dari kejadian pertama,kejadian kedua,ketiga,keempat,dan seterusnya di Bubu berkenalan dengan Rio sering bertemu Putri menyimpan hati kepada Rio.
Gaya bahasa   : Metafora
Mata putri berbinar-binar macam bintang kejora
Amanat    : Jangan membesar-besarkan suatu kejadian yang belum tentu benar
Ketika kita suka dengan seseorang jangan memberi harapan palsu kepada orang lain                                      hanya untuk mengetahui orang yang kita suka.
Unsur Ektrinsik
Nilai sosial  :
    Ketika kita suka dengan seseorang jang memberi harapan palsu kepada orang lainhanya untuk mengetahui orang yang kita suka.
Keadaan lingkungan pengarang adalah seorang mahasiswi di salah satu kampus.Dia sesesok yang rajin ke pergi ke Bubu hanya unuk membaca buku.

Bila Semua Wanita Cantik (cerpen 1)
Unsur Intrinsik
Judul  : Bila Semua Wanita Cantik
Tema   : vin yang salah mengartikan kecantikan sesungguhnya.
Tokoh dan watak
1.      Vin   : Cengeng
“Mengapa nasib gue jelek sekali!”vin terisak menangis. (Liye,2012:15)
2.      Jo     : Setia kawan
Berfikir berkali–kali dan akhirnya memutuskan untuk datang karena gue gak peduli,meski lu berubah cantik tapi lu tetap menganggap gue sahabat. (Liye,2012:13)
Latar
Tempat   : Sky cafe
Malam ini lagi lagi kami berkunjung ke Sky Cafe. (Liye,2012:15)
Waktu  : Seminggu terakhir, malam
Dunia benar-benar terlihat jadi lebih indah seminggu terakhir. (Liye,2012:12)
Dan malam itu vin benar-benar menangis. (Liye,2012:24)
Suasana   : Senang/happy
Tapi hari ini vin lagi happy. (Liye,2012:9)
Sudut pandang   : Orang ketiga serba tahu
Alur                    : Maju
Saat vin kecil vin sering di ejek oleh teman temannya hingga sekarang.
Gaya bahasa      : Sindiran sarkasme
Setiap hari di teriaki si gendut!gendut! badak!badak!. (Liye,2012:1)
Amanat           : Kita harus mensyukuri apa yang telah diberikan kepada kita.
Unsur Ekstrinsik
Nilai religi        : saat kita punya masalah berdoalah keada Tuhan agar di beri kemudahan dalam menyelesaikan masalah.
      Pandangan pengarang tentang makna kecantikan sesungguhnya.Bahwa cantik itu bukan karena fisik tetapi karena hati yang kita miliki.
Cinta Zooplankton (cerpen 3)
Unsur Intrinsik
Judul    :Cinta Zooplankton
Tema     : Seorang cewek (Ayu) yang sabar dan telaten menjalani hubungan cinta meski                             beberapa kali di khianati.
Tokoh dan watak
1.      Ayu   : Penyabar / pemaaf
 Coba lu hitung ini untuk berapa kalinya topan menyakitimu! Dengan beribu alasan inilah! Itulah ampun lu mudah banget maafin dia.(Liye,2012:44)
2.      Topan  : Penyayang, playboy
Topan melayani Ayu bak putri kerajaan. Menciun punggung tangan Ayu dengan lembut.(Liye,2012:46)
“Aku memang playboy, Yang! Aku memang penjahat !” .(Liye,2012:47)
3.      Aku (Dian)  : Kasar
Itu nyata! Topan mempermainkan lu. Jadi cukup !ini “hp gue ,telepon Topan dan teriak KITA PUTUS,PENJAHAT!” aku yang macam ketel air bordering tanda kelewat panas di atas kompor, melempar Hp ke arah Ayu.(Liye,2012:45)
Latar  
 Tempat   : Lobi bandara, rumah sakit
Pagi ini  aku yang berdiri persis di Lobi kedatangan bandara.(Liye,2012:53)
Enam bulan terbaring lemah di Rumah Sakit .(Liye,2012:56)
Suasana   : Hening sunyi
Aku..aku memang sering menyakiti mu selama ini Yang ..aku memang bsering berbohonng ! lemah suara Topan memecah kesunyian .(Liye,2012:47)
Waktu   : Malam ini, pagi 
“Gue harap mala mini lu sempat bertanya tentang cewek yang ada di kafe Town Square!”(Liye,2012:46)
Pagi ini aku yang berdiri tepat di Lobi kedatangan bandara.(Liye,2012:53)
Sudut pandang   : Orang pertama pelaku utama
Alur                   : Maju mundur
Ayu menangis karena tabiat Topan yang sering menyakiti nya. Tapi Ayu  tetap setia kepada nya hingga suatu saat Topan jatuh sakit Ayu selalu ada di samping nya. Setelah beberapa lama Topan ingat kembali dengan kenangan itu.
Gaya bahasa  :
 Asosiasi/silime    : Topan melayani ayu bak putri kerajaan.(Liye,2012:46)
Sinisme                 : Aku memang playboy , aku memang penjahat .(Liye,2012:47)
Amanat           : Jadilah orang yang pemaaf.
.
Unsur Ekstrinsik
Nilai moral     : Seseorang yang pemaaf. Ketika kita mau bersabar menghadapi cobaan maka                                  kita akan mendapat imbalan
        Pengarang mempunyai keyakinan bahwa kalau cinta sejati itu selalu ada disaat kita butuhkan .dan di setiap perbuatan yang kita lakukan pasti kita akan mendapat imbalan nya di kemudioan hari.







Cintanometer (cerpen 4)
 Unsur Intrinsik
Judul                           : Cintanometer
Tema              : kekhawatiran dewan kota tentang kisah percintaan anak muda hinggan                                          munculnya alat cintanolmeter
Tokoh dan watak
1.      Lenardo  : Jujur
“Clarice,aku cinta pada mu” (Liye,2012:63)
2.      Clarice    : Tak tau malu
Aku sudah tau lenardo “ gadis itu juga berteriak sambil memperhatikan alat yang ada di telinganya.(Liye,2012:63)
3.      Desovon   : lebay
Patrice, andai kau minta bulan tentu tak sungkan aku berikan padamu.”(Liye,2012:64)
4.      Petrice   : Pemalu
“Sudah lah,Desovon!”(Liye,2012:64)
Latar
Tempat            : Ruang pesta di Balai kota
Dalam ruang pesta di Balai Kota aku memperkenalkan diri.(Liye,2012:70)
Waktu                           : Malam
Kemana kalian pergi malam itu hanya kau dapati segerombol anak muda yang mengenakan alat itu.(Liye,2012:64)
Suasana                        : Senang
Mendengar laporan meningkatnya angka jatuh cinta anak muda di kota kami tetua kota tersenyum bahagia.(Liye,2012:65)
Sudut pandang                           : Orang ke tiga terbatas
Gaya bahasa   :
Hiperbola       : Patrice,andai kau minta bulan tentu tak sungkan aku berikan.(Liye,2012:64)
Datau tologi  : kasih sayang,rindu.(Liye,2012:70)
                                 bertepuk sebelah tangan,bujang tua ,jomblo.(Liye,2012:70)
Amanat            : Jangan jadi orang yang mudah jatuh cinta dan mudah melupakan
                         Jika kalian mempunyai perasaan terhadap seseorang jangan terlalu                                                  lama di pendam
Unsur Ekstrinsik
Nilai sosial       : antara orang satu dengan orang lain saling suka.
Keadaan  Psikologis pengarang mempunyai prinsip yaitu cinta itu satu untuk selamanya .





Harga Sebuah Pertemuan (cerpen 5)
Unsur Intrinsik
Judul    :  Harga sebuah pertemuan
Tema     : Demi ingin bertemu dengan seseoramng yang dia suka dia rela mengorbankan keluarganya
Tokoh dan watak
1.      Aku (Putri sulung Ardem asmoro )   : Jahat ,licik
Malam itu aku memasukan bubuk racun brucine ke dalam tablet onbat peramping tubuh Sofia. (Liye,2012:82)
Aku lah yang berteriak histeris memanggil balmntuan seperti yang juga aku lakukan saat menemukan mayat biru Sofia sebelumnya. (Liye,2012:80)
2.      Ardem asmoro   : Tidak sertia
Malam itu Ajeng berteriak histeris meminta pertanggung jawaban Ardem asmoro karena dia sudah berbadan dua. (Liye,2012:76)
3.      Ajeng    : Pendendanm
Kemarahabn ajeng ternyata tidak cukup sampai di situ. Ajteng nekat memasukkan racun kedalam tablet obat peramping Sofia. (Liye,2012:77)
4.      Sofia   : Jahat ,pendendam
Malam itu juga,Sofia yang sakit hati terhinakan dan terkhianati membayar salah satu OB untuk membubukan racun ke dalmam minuman yang di pesan mereka. (Liye,2012:74)
Latar
 Tempat   :
      Kamar hotel
Dua mingggu setelah suami kakak wsepupunya di temukan mati di kamar hotel . (Liye,2012:76)
       Kamar mandi
Dan seperti peristiwa semuinggu lalu dan dua muinggu lalu ,tubuh Ajeng di temukan membeku tak bernyawa di kamar mandinya. (Liye,2012:77)
        Kamar tidur  
 Sofia di temukan tak lagi bernyawa di tempat tidurnya. (Liye,2012:77)
         Pemakaman
Di sore hari pemakaman Sofia  di tengah tengah kesedihan para pelayat. (Liye,2012:82)
W aktu                  : Sore hari
Para  pelayat Di sore hari pemakaman Sofia  di tengah tengah kesedihan. (Liye,2012:82)
Suasana                : sedih
Para  pelayat Di sore hari pemakaman Sofia  di tengah tengah kesedihan. (Liye,2012:82)
Alur                     : Maju
 Setelah di temukan 3 orang mayat baru di susun skenario satu,dua dan tiga yang berisi tentang kejadian-kejadian sebelum di temukan mayat-mayat tersebut. Dan baru di temukan siapa dalang
di balik pembunuhan ini.
Sudut pandang   : Orang pertama sebagai penjelas
Gaya bahasa      : Asosiasi
Suaranya terdengar bajk bulu perindu (Liye,2012:73)
Amanat            : Jangan karena cinta kamu rela mengorbankan seluruh keluargamu
                        Jadilah orang yang tahhu memilih dan memilah antara yang baik dan tidak baik .
Unsur Ekstrinsik
Nilai budaya    : Saat melayat orang cenderung mengenakan busana dengan warna serba hitam.
     Keadaan Psikologis pembaca akan mengikuti jalannya cerita.


Kotak- Kotak Kehidupan Andrei (cerpen 6)
Unsur Intrinsik
Judul    : Kotak-kotak kehidupan Andrei
Tema   : Perubahan sikap Andrei
Tokoh dan watak   :
1.      Ibu   : Pemarah
Ibu menyeret,membentak ,brerteriak dan mwengeluarkan semua bentuk kemarahan yang          tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. (Liye,2012:87)
2.      Andrei   : Keras kepala
Tidak. Tidak ada sesuatu yang harus di khawatirkandengan kotak ini. Ibu ku pasti          bohong. Lihat lah betapa indahnya kotak ini. (Liye,2012:91)
3.      Sofia    : Penyayang
Ia menaruh handuk dingin di kepala anaknya dengan hati hati. (Liye,2012:92)
4.      Anak   : Perhatian 
“ Ma, Papa kok belum pulang lagi !”gadis itu bertanya pelan dengan tatapan penuh        kerinduan . (Liye,2012:92)
Latar
 Tempat   : Ruangan
Lampu ruangan ku matikan . (Liye,2012:91)
Waktu    : Malam
Lampu ruangan ku matikan . (Liye,2012:91)
      Pagi
Tadi pagi aku sempat berpamitan dengan tiga bidadari kecil ku. (Liye,2012:93)
Suasana   : Gelisah , rindu
“ Ma, Papa kok belum pulang lagi !”gadis itu bertanya pelan dengan tatapan penuh        kerinduan . (Liye,2012:92)
Alur         : Maju
Ketika andrei kecil hingga tiumbuh dewasa sampai mempunyai keliuarga dan tiga                          bidadari kecil.
Sudut pandang   : Orang pertama pelaku utama
Gaya bahasa   : personifikasi
Kotak pendora di atas lemari itu semakin menggoda dan mengundang ku. (Liye,2012:90)
Amanat   : jangan pernah menyia-nyiakan orang yang engkau cinta dengan perubahan sikap mu.
Unsur Ekstrinsik
Nilai sosial   : Hubungan yang erat antara anak dan ibunya.



LOVE Ver 7.0 & MARRIED Ver. 9.0 (cerpen 9)
Unsur Intrinsik
Judul        : LOVE Ver 7.0 & MARRIED Ver. 9.0
Tema      : Dunia Percintaan
Tokoh dan watak
1.      Tetua kota : Perhatian kepada masyarakat kota, bijak, prihatin
“Tetua kota mengumumkan akan mengembangkan software yang akan dinamai Love ver 7.0. Seluruh penduduk kota yang sepanjang hari takzim menyimak perdebatan di balai kota ramai bertepuk tangan. Menakjubkan! Sungguh solusi yang praktis, efisien, dan khas kota kami yang ultra-modern. “ (Liye, 2012:120)
“Tetapi tahukah kalian? Saat Love ver 7.0 diluncurkan dua tahun silam, salah satu tetua kota kami yang dari dulu terkenal bijak dan berhati-hati atas segala penemuan dengan suara lemah putus asa berbicara.” (Liye, 2012:127)
2.       Masyarakat kota: partisipatif
“Seluruh penduduk kota yang sepanjang hari takzim menyimak perdebatan di balai kota ramai bertepuk tangan. Menakjubkan! Sungguh solusi praktis, efisien, dan khas kota kami yang ultra-modern.” (Liye, 2012:120)

3.      Anak muda : moderen
Di malam hari, anak muda kota kami bisa melihat progress pacaran mereka di dalam komputer masing-masing. Bukan main, mereka bisa melihat kisah percintaan mereka hari ini sambil ngemil sekantong kentang goreng.” (Liye, 2012:122)
“Buat apa? Pikir mereka. Mereka lebih mementingkan pekerjaan. Berkeluarga hanya menghabiskan waktu. Tidak terbayang harus jam sekian sudah tiba di rumah, memeluk istri, mencium keningnya.” (Liye, 2012:128)

 LATAR
             Waktu    : Suatu hari, malam hari
“Tetapi suatu hari, dewan kota mendadak mengadakan pertemuan.” (Liye, 2012:118)
“Di malam hari anak muda, anak muda kota kami bisa melihat progress pacaran mereka di dalam komputer masing-masing.” (Liye, 2012:122)
 Tempat   : Kota
“Di kota kami, walau terletak persis di tengah-tengah gurun pasir maha luas, hujan bukanlah barang langka.” (Liye, 2012:117)
Suasana: Riang, ramai, rusuh
“Bukan main. Hebat! Tetua kota kami ramai bersulang setahun kemudian.” (Liye, 2012:124)
“Maka tetua kota kami kembali rusuh bersidang.” (Liye, 2012:129)
“Tetua kota bersulang riang di balai kota.”(Liye, 2012:130)
 Alur                         :Maju
      Ketika tekhnologi sedang hingga menjadi canggih.
 Sudut Pandang      : Orang pertama pelaku sampingan dan serba tahu
Amanat                 : Lebih baik tersakiti dan patah hati berkali-kali daripada harus menjalani                                              cinta seperti di kota tersebut
Gaya bahasa          : Majas hiperbola
     “Mereka sempurna lupa bagaimana sesungguhnya proses percintaan tersebut.” (Liye 131, 2012)
Unsur Ekstrinsik
Keadaan psikologis    : pengarang ingin menggambarkan kalau rasa sakit itu indah, setidaknya                                            memberikan arti kalau kita masih hidup.
Nilai sosial                : banyak dari kalangan anak muda yang mencari cara agar terhindar dari                                            sakit hati

                               

Kupu-Kupu Monarch (cerpen 10)

UNSUR INTRINSIK
Judul        : Kupu kupu Monarch
Tema       : Kasih sayang
Tokoh dan watak
1.      Fram(petani miskin)  : Mengulangi kesalahan, tidak tahu diri
“Dengan pesan sederhana, jangan mengulangi kesalahan yang dilakukan Fram, si petani miskin.” (Liye, 2012:135)
“Fram meraih tangan belibis di sebelahnya, mengajaknya pergi. Matanya benar-benar dibutakan oleh tampilan.” (Liye, 2012:145)
“Istrinya yang sedang hamil tua, Fram malah lebih banyak duduk di tepi danau, bercengkrama dengan gadis itu.” (Liye, 2012:142)
2.       Istri Fram  : Penyayang, perhatian, pantang menyerah
“Dan semakin menyedihkan pemandangan itu, karena setiap malam ia dengan sabar merawat suaminya yang terbaring lumpuh di atas tikar.” (Liye, 2012:138)
“Dengan gesit ia berusaha menangkap belibis tersebut.” (Liye, 2012:140)
3.      Peziarah    : Pembela kebenaran
“Peziarah itu amat teganya mengatakan kalimat paling tidak logis bagi penduduk kota, semua penyakit aneh ini hanya bisa disembuhkan dengan memakan daging.” (Liye, 2012:138)
4.      Tabib    : Bijak, Prihatin
“Tabib mengangkat bahu, menatap amat prihatinnya.” (Liye, 2012:139)
“Aku benar-benar tidak tahu, apakah yang dikatakan peziarah itu benar atau tidak, berikan suamimu sepotong daging! Semoga itu menyembuhkannya!” (Liye, 2012:139)
 Latar
       Waktu   : Pagi, Malam
“Sepagi ini pemakaman kota trlihat indah.” (Liye, 2012:134)
“Dan semakin menyedihkan pemandangan pemandangan itu, karena setiap malma ia sabar merawat suaminya yang terbaring lumpuh di atas tikar.” (Liye, 2012:138)
       Tempat: Makam kota, kota
“Aku berdiri takzim di pemakaman kota.” (Liye, 2012:133)
“Seluruh kota mengalami kesulitan besar. (Liye, 2012:137)
         Suasana    : Risuh, kacau, carut-marut, memilukan, panik, sedih
“Berebut makanan menjadi pemandangan sehari-hari, enam bulan kemudian harga sepotong roti tawar sebanding dengan sebutir peluru.” (Liye, 2012:137)
“Kota kami yang elok bertetangga selama ini, carut-marut oleh perkelahian.”
“Keadaan Fram semakin menyedihkan. Sehari kemudian, tubuhnya mendadak kejang-kejang, sekarat, istrinya panik.” (Liye, 2012:139)
 Alur                        : Mundur
     Dua ratus silam legenda ini dimulai dari sini
Sudut Pandang   : Orang Ketiga pelaku sampingan
Amanat
     Tetaplah setia, jangan gampang bosan dengan pasangannya karena hanya masalah-masalah sepele
     Jangan menyia-nyiakan seorang istri yang sayang kepada mu
Gaya Bahasa         : Majas hiperbola
“Dimata Fram gadis itu sungguh menyenangkan, memesona, pakaiannya indah berkilauan, perhiasannya cemerlang, wajahnya bagai guratan sempurna, mematung, tersohor, tubuhnya benar-benar memikat, tak petnah ia menyangka ternyata cinta bisa sehebat ini.” (liye, 2012:140)
Unsur Ekstrinsik
 Nilai Sosial    : Masih banyak orang yang telah berkorban demi orang yang dia cintai tetapi                                   orang itu tidak memedulikannya.
Keadaan psikologis pengarang    : Ingin menggambarkan cinta itu tidak ingin hanya berdasarkan                                                           atas rasa kasihan







Joni dan Dodi (cerpen 11)

Unsur Intrinsik
Judul     : Joni dan Dodi
Tema     : Kesedihan Dan Kesenangan
Tokoh dan watak
1.      Joni : Semangat,cekatan
“Joni hari ini ujian skripsi, bangun pagi-pagi, semangat, yakin dengan semua persiapan.”       (Liye, 2012:151)
2.      Dodi     : Iri, senang melihat orang lain susah
“Sial, tuh anak hari ini ujian skripsi juga, Doni benci banget sama Joni. Apalagi kalau bukan gara-gara puput, dari dulu Doni naksir berat sama Puput. Sayang Puput malah jadian sama Joni, semoga Joni nggak lulus, Doni berseru dalam hati.” (Liye, 2012:153)
“Ngelihat tampang Joni yang nelangsa, yes!! Kalau lihat mukanya, dia nggak lulus. Doni bersorak riang dalam hati.” (Liye, 2012:154)
Latar
       Waktu : pagi
“ Joni, hari ini ujian skripsi, bangun pagi-pagi, semangat.” (Liye, 2012:151)
      Tempat: Aula depan gedung departemen akutansi, depan air mancur
“Menunggu di aula depan gedung Departemen Akutansi.” (Liye, 2012:151)
“Joni duduk bengong di depan air mancur.” (Liye, 2012:155)
      Suasana   : Gelisah, panik, sedih
“duh, kemana pula Puput, pacarnya, masak di hari sepenting ini, pacarnya nggak kasih dia selamat berjuang, atau apa kek.” (Liye, 2012:152)
“Joni duduk bengong di depan air mancur, sedih banget, sesak.” Ia benar-benar apes hari ini.(Liye, 2012:155)
 Alur     : Maju
      Ketika Ujian Skripsi Sampai Menunggu Hasil
Sudut Pandang    : Orang ketiga serba tahu

Amanat     : Hal yang paling menyakitkan di dunia bukan saat kita lagi sedih banget tapi nggak                       ada satu pun teman untuk berbagi. Hal yang paling menyakitkan adalah saat kita lagi    senang banget tapi justru nggak ada satu pun teman untuk membagi kebahagiaan       tersebut.
 Gaya Bahasa  : Hiperbola
“Doni hampir tak kuasa menahan diri untuk tidak jingkrak-jingkrak.” (Liye, 2012:153)
Unsur Ekstrinsik
Nilai sosial                                            : Masih banyak orang yang tidak tahu ternyata saat kita                                                                     senang dan tidak ada teman untuk berbagi ternyata lebih                                                                  menyakitkan dibanding kita lagi susah dan tidak ada                                                                      teman untuk bercerita atau berbagi.
Keadaan psikologis pengarang         : ingin menggambarkan bahwa saat kita sedang senang dan                                                               tidak ada teman untuk bercerita lebih menyakitkan                                                                           dibanding  kita lagi susah dan tidak ada untuk bercerita


Kutukan kecantikan miss X-2 (cerpen 12)

Unsur Intrinsik
Judul    : Kutukan Kecantikan Miss X-2)
Tema    : Ungkapan perasaan yang terlambat
Tokoh dan watak
1.       Aku    : penakut, kurang percaya diri
“Jadi apa yang harus kulakukan? Hanya duduk slah tingkah, sibuk membujuk hati untuk memulai, sibuk membujuk, sisanya tidak da, tetap sepi.” (Liye, 2012:159)
“Setahun sempurna berlalu, semalam aku sungguh berkutat dengan ide itu, bagaimana mungkin setahun berlalu sia-sia? Bagaimana mungkin aku begitu pecundangnya? Maka aku memutuskan hari ini, apa pun yang terjadi aku harus mengajaknya bicara, berkenalan.” (Liye, 2012:163)
2.      Gadis: sopan, ramah, dermawan
“kursi di sebelahnya kosong?” Pertanyaan basa-basi.
Gadis itu mengangguk.
“Boleh aku duduk?”
Gadis itu mengangguk lagi. (Liye, 2012:158)
“Tolong bagikan kue ini ke penumpang bus yang lain, besok aku akan menikah.” (Liye, 2012:165)
LATAR
Waktu   : Pagi
 “Pagi itu seisi bus terlihat muram.” (Liye, 2012:158)
“Tetapi pagi ini semuanya sungguh terlihat berbeda.” (Liye, 2012:164)
       Tempat: Bus, Halte depan
“Pagi itu seisi bus terlihat muram.” (Liye, 2012:158)
“Aku turun di halte depan.” (Liye, 2012:164)
       Suasana: Greget, Sedih
“Setahun sempurna berlalu, semalam aku sungguh berkutat dengan ide itu, bagaimana mungkin setahun berlalu sia-sia? Bagaimana mungkin aku begitu pecundangnya? Maka aku memutuskan hari ini, apa pun yang terjadi aku harus mengajaknya bicara, berkenalan.” (Liye, 2012:163)
“Aku sudah membeku. Tidak lagi kuasa mendengarkan ujung kalimatnya. Mencengkeram erat bunga mawar di balik kemejaku. Aku sungguh terlambat.” (Liye, 2012:165)
 Alur     : Maju
      Dimulai dari tokoh aku ingin mengungkapkan perasaan ke gadis tersebut sampai pada akhirnya ia terlambat karena gadis tersebut akan menikah dengan orang lain.
Sudut Pandang    : Orang pertama pelaku utama
Amanat                :  Beranikanlah mengungkapkan perasaan kepada seseorang dan jangan                                 menunda- nunda waktu tersebut, karena jika terus ditunda pasti akan segera                                           terlambat.
Gaya Bahasa       : Personifikasi
“Aku berbisik pelan, semoga hari ini tidak berjalan menyebalkan.” (liye, 2012:160)
“Langit kota terlihat muram.” (liye, 2012:160)

Unsur Ekstrinsik
Nilai Sosial                                : Kebanyakan orang belum berani mengungkapkan                                                                 perasaannya dan menunda-nunda waktu sampai pada                                                           akhirnya terlambat
Keadaan Psikologis pengarang : ingin menggambarkan agar kita lebih berani dalam                                                                 mengungkapakan perasaan

Lily dan Tiga Pria itu (cerpen 13)

Unsur Intrinsik
Judul      : Lily dan Tiga Pria Itu
 Tema    : Hakikat Waktu
Tokoh dan watak  :
1.      Pria 1 : Gegabah
“Pria itu amat kacau menyatakan cintanya. Terburu-buru, tanpa basa-basi, apalagi mengenalkan diri. Ia mengulurkan bunga mawar biru itu, menatap penuh perasaan, dan bibirnya bergetar menyajak puisi-puisi.” (Liye, 2012:171)
2.      Pria 2 : Pemarah, Emosional  
“Hingga di pagi hari yang keseratus, entah apa sebabnya keduanya bertengkar hebat di kafe itu.” (Liye, 2012:172)
3.      Pria 3:  Pendendam, mudah membenci orang
“Ia memang membenci semua orang, juga apa pun yang ada di hadapannya, baginya semaua benda adalah perwuhudan gadis itu.” (Liye, 2012:176)
4.      Gadis : Lebay/terlalu berlebihan, tidak memiliki rasa kasihan
“Gadis itu mengibaskannya kuat-kuat, serak berteriak, ia buakan hanya sekedar menolak mentah-mentah cinta pria itu, tapi ia mempermalukannya dengan memanggil penjaga taman dan anjaing herder-nya.” (Liye, 2012:171)
5. Aku   : Rajin
“Di tanganku tergenggam erat sekuntum bunga bakung putih bersih. Dan tahukah kalian, itulah yang kulakukan setiap pagi, setiap hari, selama dua puluh tahun hingga hari ini. Tak kurang satu hari pun, tak terlambat satu detik pun.”(Liye, 2012:178)
LATAR
     Waktu    : Pagi
“Di pagi yang cerah musim gugur.” (Liye, 2012:169)
     Tempat : Kota, kafe
“Berpuluh-puluh tahun silam, di salah satu kota terindah dunia.” (Liye, 2012:169)
“Sementara itu, di pojok salah satu kafe yang terletak persis di tengah tama, seorang gadis cantik duduk begitu takzimnya.” (Liye, 2012:169)
     Suasana  : Takut, sedih
“Gadis itu terkejut dari ketakzimannya, memandang takut-takut, tak mengerti.”
“Akan tetapi tiba-tiba ia menangis tersedu-sedu, meratap panjang, dan mengeluh dalam.        (Liye, 2012:171)
Alur    : Maju mundur
     Setelah berpuluh puluh tahun silam,di pagi hari saat musim gugur datang.terngat kembali kenangan itu.
 Sudut Pandang   : Orang pertama serba tahu
Amanat               : Berfikirlah sebelum bertindak
Gaya Bahasa      : Perumpamaan
“Jikalau waktu bisa dimampatkan menjadi benda padat, lantas diletakkan diatas lintasan sirkular, maka kalian bisa menyaksikannya laksana tiga ekor kuda pacuan yang membelah sirkuit.”(Liye,2012:172)
Personifikasi
“Burung-burung merpati sekali lagi rusuh berterbangan ke angkasa.”(Liye,2012:172)

Unsur Ekstrinsik
Nlai sosial      : Tidak tentu orang yang baru dipecat dai kantornya, kehilangan mobil,                                diceraikan istrinya berarti bernasib sial. Itu hanya stigma masyarakat
Dan tidak tentu seseorang yang mendapat pekerjaan baru, gaji yang tinggi,             prospek hebat, berarti bernasib baik. Itu karena mempercayai dogma yang    ada.



VI.           KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
Keuggulan   :
·         Penulis selalu menggungkapkan makna atau isi dari kumpulan cerpen                                tersebut pada akhir cerita.
·         Penggunaan bahasa yang mudah di pahami dan sesuai dengan kamus bahasa Indonesia yang benar seperti memesona.Penggunaan tanda baca sudah sesuai.
·          Bacaan yang tepat bagi mereka yang ingin mengeja makna cinta,patah dan hati.
·         Penggunaan majas yang bermacam-macam sehingga pembaca tidak                            merasa bosan.
·         Didalam buku ini kita bisa menemukan arti cinta.
Kelemahan    :
·         Pada beberapa cerpen terdapat kalimat yang berulang, terbukti pada cerpen kutukan kecantikan miss x. (Liye,2012:157)
·         Novel ini adalah kumpulan dari beberapa cerpen. Sehingga pembaca akan merasa kesulitan menemukan titik permasalahan yang ada pada novel ini.
·         Cerita pada cerpen pertama tidak nyambung dengan cerita novel kedua.






VII.        Kesimpulan
Dari novel ini adalah hasil karya sastra TereLiye yang di cetak pada tahun 2012. Novel ini terdiri dari 204 halaman dan di akhir cerita mengandung amanat dari penulis. Novel ini berisi tentang  perumpamaan dari beberapa orang yang jatuh cinta.
Novel ini memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan. Seperti yang tercantum pada kesimpulan di atas. Bahwa semua pengalaman cinta dan perasaan adalah spesial,tidak peduli sesederhana apapun itu, sepanjang dibungkus dengan pemahaman yang baik dan cinta tidak pernah menuntut adanya happy ending tetapi bagaimana cara kita memerlakukan cinta dalam hidup kita.
VIII.    Saran dan Kritikan  :
·         Novel ini sangat bagus untuk bahan referensi yang haus akan sastra.
·         Novel ini sangat menarik untuk menggugah minat membaca anda.
·         Sebaiknya novel ini ditambah beberapa gambar kecil yang lucu agar lebih menarik untuk di baca.
·         Sebaiknya novel ini dibaca secara berulang agar lebih mengetahui isi novel tersebut.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Fisika dalam Pendidikan

hikayat malin demen + unsur intrinsik//tugas anak sekolah